Minggu, 8 Desember 2024

Pasangan Pram-Rano Menyatukan Pendukung Ahok dan Anies

Pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang mengetahui Anies Baswedan mendukung Pramono Anung – Rano Karno memilih pasangan tersebut sebanyak 55 persen, 13 persen lebih banyak dari pendukung Ahok yang tidak tahu endorsement Anies tersebut. Demikian juga pendukung Anies yang tahu Ahok mendukung Pram-Rano memilih pasangan tersebut sebanyak 59 persen, lebih banyak 8 persen dari pendukung Anies yang tidak tahu dukungan Ahok pada pasangan tersebut. Pendukung Anies dan Ahok sama-sama memperkuat pasangan Pram-Rano mengungguli pasangan lainnya. Pasangan Pram-Rano ternyata  menyatukan dua kelompok yang selama ini dipandang bersebrangan, pemilih Ahok versus pemilih Anies. Sementara itu endorsement Jokowi dan Prabowo pada pasangan Ridwan Kamil-Suswono tidak punya pengaruh.

Demikin temuan exit poll (survei pascapilih) yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada hari pemilihan Gubernur Jakarta, 27 November 2024. Hasil studi bertajuk “Efek Endorsement dalam Pemilihan Gubernur Jakarta” ini dipresentasikan Direktur Eksekutif SMRC, Deni Irvani, melalui kanal YouTube SMRC TV pada Minggu, 1 Desember 2024.

Video presentasi survei bisa disimak di sini: https://youtu.be/zI2BFB_JqLUsi

Materi presentasi survei bisa dilihat di sini: https://saifulmujani.com/efek-endorsement-dalam-pemilihan-gubernur-jakarta-2024/

Deni menyatakan bahwa temuan ini menarik karena ternyata dukungan Anies memperkuat dukungan pemilih Ahok ke Pram-Rano, demikian pula dukungan Ahok memperkuat dukungan pemilih Anies pada pasangan nomor tiga tersebut.

“Endorsement Anies ke Pramono-Rano tidak membuat pemilih Ahok pergi dari Pramono-Rano, sebaliknya justu memperkuat dukungan pemilih Ahok ke Pram-Rano. Di kelompok pemilih Ahok yang tahu endorsement Anies terhadap Pram-Rano elektabilitas pasangan ini  55 persen, lebih tinggi dibanding pada pemilih Ahok yang tidak tahu endorsement Anies, 42 persen. Begitupun dengan endorsement Ahok pada Pram-Rano  tidak membuat pemilih Anies pergi dari pasangan ini. Bahkan sebaliknya memperkuat dukungan di pemilih Anies. Pada kelompok pemilih Anies yang tahu endorsement Ahok, elektabilitas Pram-Rano 59 persen, lebih tinggi dibanding pada pemilih Anies yang tidak tahu endorsement Ahok, 51 persen,” jelas Deni.

Deni menunjukkan ada 52 persen warga yang tahu Anies Baswedan mendukung pasangan Pram -Rano. Dari yang tahu, 78 persen menilai dukungan tersebut baik untuk kemenangan pasangan Pram-Rano, hanya 16 persen menilai tidak baik, dan 6 persen tidak menjawab. Sementara yang tahu Ahok mendukung pasangan Pram-Rano sebanyak 44 persen. Dari yang tahu, 80 persen menilai dukungan tersebut baik untuk kemenangan  pasangan Pram-Rano, hanya 13 persen menilai tidak baik, dan 6 persen tidak menjawab.

Endorsement Prabowo dan Jokowi Tak Punya Efek pada Suara RK-Suswono

Sementara itu, studi ini menemukan endorsement Prabowo dan Jokowi tidak punya efek pada elektabilitas Ridwan Kamil – Suswono. Ada 50 persen pemilih Jakarta yang tahu Prabowo Subianto memberikan dukungan atau endorsement pada pasangan Ridwan Kamil – Suswono, hampir sama dengan yang tahu Jokowi (48 persen) memberikan endorsement pada pasangan nomor 1 tersebut. Dari yang tahu endorsement Prabowo ke pasangan RK-Suswono, 38 persen menilai tidak pantas seorang presiden mendukung salah satu pasangan calon gubernur tersebut, yang menilai pantas sebanyak 57 persen, dan 5 persen tidak menjawab. Sedangkan dari yang tahu endorsement Jokowi pada pasangan tersebut, 34 persen menilai tidak pantas mantan presiden mendukung salah satu pasangan calon gubernur tersebut, yang menilai pantas 62 persen, dan tidak menjawab 4 persen.

Deni menunjukkan bahwa pada kelompok pemilih yang tahu endorsement Prabowo, elektabilitas RK-Suswono hanya 38 persen, tidak lebih tinggi atau malah cenderung sedikit lebih rendah dibanding yang tidak tahu, 39 persen. Hal serupa terjadi pada endorsement Jokowi. Di kelompok pemilih yang tahu endorsement Jokowi, elektabilitas RK-Suswono hanya 37 persen, juga tidak lebih tinggi atau malah cenderung sedikit lebih rendah dibanding pada yang tidak tahu, 40 persen.

“Hasil analisis menunjukkan bahwa endorsement Prabowo dan Jokowi secara umum tidak berdampak positif terhadap elektabilitas RK-Suswono. Tidak ada bukti elektabilitas RK-Suswono menjadi lebih tinggi setelah di-endorse dua tokoh nasional tersebut,” pungkas Deni.

Metodologi

Populasi Exit Poll adalah seluruh pemilih yang datang ke TPS dalam pemilihan Gubernur Jakarta 2024. Sampel dipilih dengan metode stratified systematic two-stage random sampling.

Prosedur sampling exit poll:

  • Stratifikasi: TPS dikelompokkan menurut wilayah kabupaten/kota.
  • Stage-1: Di masing-masing stratum (kabupaten/kota), TPS sebagai primary sampling unit dipilih secara acak dengan teknik systematic random sampling dan dengan dengan jumlah proporsional. Total dipilih 300 TPS di seluruh wilayah Jakarta.
  • Stage-2: Di masing-masing TPS terpilih, dipilih dua orang pemilih yang baru keluar dari TPS dengan gender pemilih (laki-laki dan perempuan) dan waktu keluar TPS yang telah ditentukan oleh pusat secara acak. Maka total sampel yang direncanakan adalah 600 responden.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Total responden yang berhasil diwawancara sebanyak 552 orang (response rate 92 persen). Margin of Error (moe) diperkirakan ±4,56 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

RELATED ARTICLES

Terbaru