Pemilihan Gubernur Provinsi Jawa Barat masih sekitar 5 bulan lagi (27 November 2024). Partai-partai politik masih melakukan penjaringan calon dan saling menjajaki kemungkinan kerja sama atau koalisi.
Di Provinsi dengan jumlah pemilih terbesar secara nasional ini tak ada satupun partai yang bisa mencalonkan tanpa berkoalisi (minimal punya 24 kursi). Partai yang punya kursi paling banyak hasil Pemilu DPRD adalah Gerindra (20 kursi), kemudian Golkar dan PKS (masing-masing 19 kursi). Terbuka kemungkinan akan ada tiga poros koalisi calon dalam Pilgub Jawa Barat menurut kekuatan partai tiga teratas: Gerindra, Golkar, PKS. Partai-partai lain kemungkinan akan koalisi dengan salah satu dari tiga ini.
Partai Gerindra diberitakan akan mencalonkan kadernya yang juga mantan Bupati Purwakarta dua periode, Dedi Mulyadi, sebagai calon gubernur. Partai Golkar kemungkinan mencalonkan kembali Mantan Gubernur Ridwan Kamil. Sementara PKS masih mempertimbangkan sejumlah nama, di antaranya Ketua DPW PKS Jawa Barat Haru Suandharu dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu.
PDI Perjuangan sebagai partai terbesar keempat (17 kursi) layak dihitung untuk porsi wakil, terutama untuk mengisi dukungan di wilayah Cirebon Raya yang menjadi basis kekuatan PDIP. Ketua DPD PDI Perjuangan Ono Surono disebut-sebut dipersiapkan untuk mengisi posisi calon wakil gubernur dan terlihat cukup intensif membuka komunikasi dengan Golkar. Koalisi Golkar-PDI Perjuangan untuk mengusung paket Ridwan Kamil-Ono Surono mungkin terjadi jika mempertimbangkan kondisi Ridwan Kamil yang kuat terutama di Bandung Raya sementara tokoh PDI Perjuangan kuat di Cirebon Raya. Dua partai dan tokohnya ini diperkirakan bisa saling mengisi.
Tokoh lain yang banyak disorot dalam bursa Pilgub Jabar akhir-akhir ini adalah Bima Arya dan Ilham Habibie. Bima Arya yang merupakan mantan Walikota Bogor dua periode dipersiapkan PAN untuk berpasangan dengan salah satu di antara dua tokoh: Ridwan Kamil atau Dedi Mulyadi. Tapi Bima diberitakan dapat sambutan yang sangat hangat dari Dedi Mulyadi. Paket Dedi Mulyadi-Bima Arya dinilai bisa saling mengisi karena Bima berpengalaman mengurus kota sedangkan Dedi berpengalaman mengurus desa. Bukan mustahil pasangan ini maju dari koalisi Gerindra-PAN.
Ilham Habibie adalah tokoh yang didukung Partai NasDem untuk ikut bersaing di Pilgub Jawa Barat. Ilham dan NasDem terlihat melakukan komunikasi politik sangat intensif dengan PKS. Koalisi PKS-NasDem mungkin terjadi karena jumlah kursi kedua partai itu cukup untuk mengusung satu pasangan calon. Sejauh ini memang belum jelas bagaimana konfigurasi calon gubernur-wakil gubernur-nya jika kedua partai ini berkoalisi. Tapi jika acuannya adalah jumlah kursi, maka calon PKS (misalnya Haru Suandharu) kemungkinan akan mengisi posisi calon gubernur, sementara calon NasDem (Ilham Habibie) menjadi wakil gubernur.
Bagaimana kecenderungan dukungan pemilih Jawa Barat sendiri kepada tokoh-tokoh yang kemungkinan maju dalam pilkada mendatang? Apa faktor yang menjelaskan pilihan tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut SMRC melakukan survei opini publik Provinsi Jawa Barat pada 9 Juni-1Juli 2024.