Efek ekor jas Prabowo Subianto tidak terjadi pada partai Gerindra. Sebaliknya suara Prabowo Subianto terdistribusi ke banyak partai.
Demikian temuan exit poll yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada hari pemilihan umum, 14 Februari 2024. Temuan ini dipresentasikan Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, pada kanal YouTube SMRC TV pada Rabu, 21 Februari 2024.
Video presentasi hasil quick count bisa dilihat di sini: https://youtu.be/BTGa5MiJmms
Temuan quick count dan exit poll bisa diakses di sini: https://saifulmujani.com/partai-dan-hilang-efek-ekor-jas
Dalam presentasinya, Deni menjelaskan bahwa quick count SMRC menemukan suara Prabowo dalam Pilpres 2024 sekitar 58.36, naik signifikan dibanding Pilpres 2019 (44.50 persen). Kenaikan suara pada Prabowo itu sekitar 13.86 persen. Sementara suara partai yang didirikan dan dipimpin Prabowo, Gerindra, hampir tidak berubah dari 12.57 persen pada Pemilu 2019 menjadi 13.12 di 2024 (hanya naik sekitar 0.55 persen).
“Kenaikan suara pada Prabowo yang signifikan dalam pilpres ternyata tidak diikuti oleh kenaikan suara pada Gerindra meskipun Prabowo adalah Ketua Umum Partai Gerindra.
Ini menunjukkan tidak adanya efek ekor jas dalam pemilu 2024,” jelas Deni.
Menurut Deni, suara Gerindra tidak naik signifikan karena suara pemilih Prabowo-Gibran terdistribusi ke banyak partai. Pemilih Prabowo-Gibran yang memilih Gerindra hanya sekitar 20 persen, selanjutnya Golkar 18 persen, Demokrat 10 persen, PDIP 10 persen, PAN 9 persen, PKB 8 persen, dan NasDem 7 persen.
“Gerindra hanya berhasil menarik sekitar 20 persen pemilih Prabowo. Sementara dukungan kepada Gerindra dari pemilh capres lain sangat rendah (pemilih Anies dan Ganjar yang memilih Gerindra masing-masing hanya 3 persen). Akibatnya, secara keseluruhan suara Gerindra tidak mengalami kemajuan yang berarti dibanding pemilu 2019,” Pungkasnya.
Metodologi
Populasi quick count SMRC adalah seluruh suara sah yang tersebar di seluruh TPS secara nasional (820.161 TPS). Sampel dipilih dengan metode Stratified Systematic Cluster Random Sampling dari populasi tersebut. Terdapat 2000 TPS sample hasil random. Dari total 2000 TPS Quick Count yang dirandom tersebut, sebanyak 6 TPS tidak bisa dijangkau oleh relawan Quick Count yang bertugas di Papua Pegunungan. Dengan demikian quick count final dilakukan di 1994 TPS. Dari 1994 TPS quick count, data yang masuk ke pusat data SMRC sebanyak 1994 TPS (100%) untuk quick count Pemilihan Presiden, dengan total sampel suara sah sebanyak 397.717. Sementara untuk pemilihan legislatif sebesar 1989 TPS (99.75 persen) dengan total sampel suara sah sebanyak 334.513. Ada 5 TPS quick count pileg yang tidak berhasil diperoleh datanya: 3 TPS di Papua Tengah dan 2 TPS di Papua Pegunungan karena terjadi perselisihan di TPS.
Sementara Populasi Exit Poll adalah seluruh pemilih yang datang ke TPS dalam pemilihan umum 14 Februari 2024. Sampel dipilih dengan metode stratified systematic two-stage random sampling:
- Stratifikasi: TPS dikelompokkan menurut wilayah dapil DPR RI.
- Stage-1 : Di masing-masing stratum (dapil), TPS sebagai primary sampling unit dipilih secara acak dengan teknik systematic random sampling dan dengan dengan jumlah proporsional. Total dipilih 2000 TPS secara nasional.
- Stage-2 : Di masing-masing TPS terpilih, dipilih dua orang pemilih yang baru keluar dari TPS dengan gender pemilih (laki-laki dan perempuan) dan waktu keluar TPS yang telah ditentukan oleh pusat secara acak. Maka total sampel yang direncanakan adalah 4000 responden.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Total responden yang berhasil diwawancara sebanyak 3715 orang (response rate 92,9%). Margin of error exit poll diperkirakan +/- 2.8% pada tingkat kepercayaan 95%.