Ronald Inglehart (2021) menemukan religiositas masyarakat dunia mengalami kemunduran, kecuali pada wilayah yang didominasi masyarakat muslim. Di tengah merosotnya religiositas dunia, religiositas masyarakat muslim justru tetap bahkan sedang sangat bergairah.
Tingginya religiositas ini ternyata tidak serta merta membuat kekuatan politik Islam semakin berkembang seperti dugaan sejumlah kalangan. Pada banyak masyarakat muslim, partai-partai politik Islam gagal berkuasa. Di beberapa tempat, di mana partai Islam berhasil meraih kekuasaan, mereka gagal menjalankan pemerintahan yang efektif dan adil seperti yang dibayangkan sejumlah kalangan. Mereka justru muncul dalam bentuk pemerintahan yang repressif, menciptakan instabilitas sosial, dan berakhir dengan kemandegan ekonomi. Olivier Roy menyebut fenomena ini sebagai kegagalan politik Islam.
Indonesia, negara muslim terbesar di dunia, juga mengalami hal serupa. Bahkan dalam setiap pemilu, partai-partai Islam menjadi partai-partai medioker yang perolehan suaranya jauh di bawah partai-partai nasionalis. Satu-satunya pemilu yang berhasil membuat partai Islam mendapatkan dukungan yang berimbang dengan partai-partai nasionalis hanya pada 1955. Setelah itu, kekuatan politik islam selalu tertinggal di belakang.
Bahkan bukan hanya warga muslim secara umum yang enggan memilih partai islam, masyarakat dengan tingkat relegiositas tinggi juga cenderung memilih partai-partai nasionalis ketimbang partai-partai Islam.
Selengkapnya, simak kultum Ramadan terbaru di SMRC TV ini.

