Kemendikbud vs Dikti: Kajian Ilmu Pendidikan, Siapa yang Bertanggung Jawab?

    0
    2876
    Sumber foto: The Conversation

    Salah satu yang baru dari Kabinet Kerja Presiden Jokowi adalah pemecahan kementerian pendidikan nasional menjadi dua kementerian terpisah: kementerian pendidikan dan kebudayaan dasar dan menengah (Kemendikbud), dan kementerian riset dan pendidikan tinggi (Dikti). Pertanyaannya, kementerian apa yang akan bertanggung jawab dalam kajian ilmu pendidikan? Mungkin banyak yang langsung menjawab bahwa itu otomatis di bawah tanggung jawab Menteri Anies (Mendikbud). Asumsinya sebagai menteri yang membawahi permasalahan pendidikan dasar dan menengah, hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dan kualitas penyelenggarannya akan menjadi tanggung jawab Menteri Anies. Ini meliputi ketersediaan guru yang kompeten, buku teks siswa, dan infrastruktur pendidikan (kelayakan bangunan sekolah, dll).

    Namun mungkin banyak yang lupa bahwa cakupan ilmu pendidikan lebih luas dari yang disebutkan di atas. Kajian ilmu pendidikan itu lebih dari sekedar menghasilkan guru yang kompeten untuk mengajar di tingkat dasar dan menengah. Kita mengkaji ilmu pendidikan karena kita ingin terus menguji asumsi kita tentang praktik pendidikan. Sebagaimana halnya dalam ilmu pengetahuan yang lain, penemuan dalam ilmu pendidikan yang kita anggap baik dan terapkan saat ini punya potensi untuk menjadi tidak relevan untuk masa mendatang. Karena itulah kita dituntut untuk terus melakukan kajian pendidikan sebanyak-banyaknya. Hasil kajian ini nantinya menjadi kumpulan informasi berharga untuk rujukan dan panduan dalam praktik pendidikan kita di sekolah. Dari sini jelas bahwa ada kesinambungan antara hasil kajian ilmu pendidikan dan praktik turunannya dalam proses pembelajaran guru dan siswa.

    Saya khawatir pertimbangan ini yang luput dari pertimbangan pemisahan wilayah pendidikan tinggi (DIKTI) dari Kemendikbud. Didorong keinginan untuk fokus dan efisien dalam pembagian kerja, perguruan tinggi diceraikan dari pendidikan dasar dan menengah. Mereka lupa kalau untuk beberapa disiplin ilmu seperti ilmu pendidikan, apa yang dikaji dan dilatih di perguruan tinggi (fakultas pendidikan), memiliki dampak langsung terhadap kualitas penyelenggaran pendidikan dan pembelaran di tingkat dasar dan menengah.

    Contoh soal kesinambungan antara ilmu pendidikan di perguruan tinggi dan sekolah dasar dan menengah dapat ditemukan di sistem pendidikan Amerika Serikat. Di sana lazim terjalin hubungan yang erat antara fakultas pendidikan dan sekolah-sekolah dasar dan menengan sekitar. Bagi para dosen ilmu pendidikan, sekolah lokal bukan saja menjadi partner sebagai situs penelitian, namun juga tempat mengasah keterampilan mengajar bagi mahasiswa calon guru. Harapannya hasil temuan penelitian mereka bisa diujikan langsung pada calon guru, yang kemudian akan menerapkannya di dalam kelas.

    Yang dapat kita pelajari dari sistem di Amerika adalah bahwa persoalan peningkatan pendidikan dasar dan menengan tidak cukup dengan memperkuat lembaga pelatihan guru (atau pun dengan pembentukan dirjen guru saja). Lebih dari itu, kita memerlukan praktik pendidikan yang berasaskan pada kajian ilmu pendidikan serta guru yang kompeten menerapkannya.

    Dengan pemisahan dua kementerian ini, saya khawatir ilmu pendidikan sebagai kajian dan kemudian menjadi rujukan praktik pendidikan di sekolah tidak kesampaian.

    Artikulli paraprakSurvei SMRC: Setahun Jokowi Terpilih
    Artikulli tjetërCina dan Model Pembangunan Versi Rakyat
    Tati D Wardi

    Tati D. Wardi, Ph.D. (Ohio State University, Amerika Serikat)

    Bidang keahlian: Kebijakan Pendidikan

    Pendidikan: 

    • Strata1: (S.Ag), Bidang Pendidikan Bahasa Inggris: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
    • Strata 2: (M.Ed), Bidang Pendidikan Bilingual: Columbia University, New York, Amerika Serikat.
    • Strata 3: (Ph.D), Bidang Pendidikan Literasi: Ohio State University, Columbus, Ohio, Amerika Serikat.

     

    Penelitiannya mencakup hubungan kebijakan pendidikan dengan implementasinya pada tingkat sekolah, khususnya dalam interaksi antara guru dengan murid, dan pendidikan literasi. Tati me-nyelesaikan program doktor dari the Ohio State University dalam bidang pendidikan literasi dan meraih program masternya dari Columbia University, New York. Beberapa tulisannya pernah dimuat di harian nasional seperti Kompas dan Koran Tempo. Ia pernah bekerja sebagai gradu-ate associate (2008-2013) di kantor US/Indonesia Teacher Education Consortium (USINTEC). Penelitiannya tentang perkembangan literasi diterbitkan dalam 59th Yearbook of the National Reading Conference (2010).

    Kontak: tati@saifulmujani.com

     

    TINGGALKAN PESAN

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini