Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional belum efektif menarik suara pemilih calon presiden. Demikian temuan survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk “Anies Naik, Nasdem Turun?” yang disiarkan melalui kanal YouTube SMRC TV pada Kamis, 22 Desember 2022.
Video presentasi tersebut bisa disimak di sini: https://youtu.be/yBwxSrhTRPE
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, dalam presentasinya menunjukkan bahwa dalam satu setengah tahun terakhir, pola dukungan dari pemilih tiga bakal calon presiden (Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto) pada PPP dan PAN tidak mengalami banyak perubahan.
Pemilih Anies yang mendukung PPP di Mei 2021 sebesar 4 persen, sedikit menurun menjadi 3 persen di Desember 2022. Pemilih Prabowo stagnan di angka 4 persen pada Mei 2021 dan Desember 2022. Sementara pemilih Ganjar yang mendukung PPP sedikit mengalami penguatan dari 1 persen menjadi 3 persen pada periode yang sama.
Sementara pada survei Desember 2022, dukungan massa pemilih Anies pada PAN sebesar 2 persen, sedikit menurun dari 4 persen di Mei 2021. Pemilih Prabowo yang mendukung PAN 3 persen (Desember 2022), hampir sama dengan perolehan di Mei 2022, 2 persen. Sementara pemilih Ganjar yang memilih PAN stagnan di 1 persen pada periode yang sama.
Belum efektifnya kedua partai ini menarik suara massa pemilih bakal calon presiden, menurut Deni, kemungkinan karena PAN dan PPP sama-sama belum secara resmi mendeklarasikan calon presiden.
Survei terakhir dilakukan secara tatap muka pada 3 – 11 Desember 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden. Response rate sebesar 1029 atau 84 persen. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).