Nampaknya pemerintahan Jokowi perlu serius memperbaiki kinerja. Survei Nasional yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dilakukan Juni 2015 menunjukkan mayoritas warga Indonesia menyatakan kurang/tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi selama ini. Tepatnya ada sekitar 56% warga yang menganggap kurang/tidak puas dengan kinerja Jokowi, sementara yang menyatakan sangat/cukup puas hanyalah 41%.
Ini merupakan salah satu hasil temuan utama penelitian yang dipresentasikan Direktur Eksekutif SMRC, Djayadi Hanan PhD, dalam diskusi Evaluasi Publik Nasional Satu Tahun Pemerintahan Jokowi yang diadakan pada 9 Juli 2015, di Jakarta.
Namun demikian, kabar baiknya bagi Jokowi, sebagian besar warga masyarakat tetap mempercayai Jokowi. Penelitian yang melibatkan 1.220 responden di 34 Provinsi ini menunjukkan 55% masyarakat Indonesia cukup/sangat yakin bahwa Jokowi akan mampu memimpin Indonesia menjadi lebih baik di masa datang. Yang kurang/tidak yakin mencapai 48%.
Lebih jauh lagi, kendatipun kurang/tidak puas dengan kinerja Jokowi, sekitar 68% warga menganggap Jokowi tidak boleh diturunkan sebelum Pemilu 2019. Hanya 13,2% warga menganggap Jokowi harus diturunkan. “Ini menunjukkan Indonesia memiliki warga negara yang kritis tapi tidak anarkis,” kata Djayadi.
Menurut Djayadi hasil penelitian ini menunjukkan rakyat mendesak agar kinerja pemerintah diperbaiki dengan tetap menjaga proses politik secara konstitusional. “Secara konsitusional, Presiden tidak boleh diberhentikan di luar Pemilu hanya karena kinerjanya tidak memuaskan,” ujar Djayadi. “Namun Jokowi harus mencegah kondisi nasional terus memburuk, terutama di bidang ekonomi, agar masyarakat tidak menjadi anarkis dan meruntuhkan demokrasi.”
Djayadi melihat Jokowi masih memiliki dukungan cukup kuat walau melemah. Penelitian menunjukkan mereka yang dalam Pemilu 2014 mendukung Jokowi sebagai Presiden pun tetap menunjukkan dukungan. Hanya 11% warga yang dalam Pemilu 2014 memilih Jokowi, sekarang menyatakan menyesal memilih Jokowi. Sebaliknya, hampir 88% pemilh Jokowi menyatakan ‘tidak menyesal’ pada 2014 memilih Jokowi.
Bagaimanapun, pemerintah harus sadar bahwa secara umum masyarakat nampak cenderung tidak puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi. Sekitar 31,5% warga menyatakan kondisi ekonomi Indonesia sekarang lebih buruk daripada tahun lalu, sementara yang menyatakan lebih baik hanya 24%. Dalam hal politik, 37,5% warga menganggap kondisi politik Indonesia buruk sementara yang menyatakan baik hanya 21,6%.
Sedangkan dalam hal hukum, 38% warga menyatakan kondisi hukum Indonesia buruk sementara yang menyatakan baik hanya 32%. Bila dibandingkan pemerintahan SBY, citra Jokowi tertinggal jauh. Bila kini hanya 40,7% warga yang menyatakan puas dengan kinerja Jokowi, dalam periode yang sama lima tahun yang lalu, terdapat 70% warga yang menyatakan puas dengan kinerja SBY.
Penelitian ini juga memberikan informasi tentang corak menteri seperti apa yang disukai masyarakat. Di antara kementerian yang ada, kementerian yang paling menonjol disukai masyarakat adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan. Terdapat 27% warga yang menyebut Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai kementerian dengan Kinerja Terbaik.
Secara mengejutkan, yang menempati peringkat kedua dalam jajaran kementerian adalah Kementerian Agama. Sekitar 8% warga menyebut Kementerian Agama sebagai Kementerian dengan Kinerja Terbaik. Baru kemudian disusul oleh Kementerian Kesehatan (4,6%), Sosial (4,6%) dan Pertanian (4,2%).